Nama : Krisna
Widiasa
Kelas :
1KA22/Transfer 2015
NPM : 1B115850
Tugas 3_1 Ilmu
Budaya Dasar
Tari Tanggai dari Palembang-Sumatera Selatan
1. Tari Tanggai
Tari tanggai adalah sebuah tarian yang disajikan
untuk menyambut tamu yang telah memenuhi undangan. Tari
tanggai biasanya dipertontonkan dalam acara pernikahan
adat daerah Palembang. Tari tanggai menggambarkan keramahan, dan rasa
hormat masyarakat Palembang atas kehadiran sang tamu dan dalam tari ini tersirat sebuah
makna ucapan selamat datang dari orang yang mempunyai acara kepada para tamu.
Tari tanggai memiliki persamaan dengan tari Gending Sriwijaya. Perbedaannya adalah Tari tanggai
dibawakan oleh 5 orang sedangkan tari Gending Sriwijaya dibawakan oleh 9 orang dan
perlengkapan penari Gending Sriwijaya lebih lengkap dibandingkan dengan Tari
tanggai. Penari tari Tanggai menggunakan pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, ending, kalung, sanggul
malang, kembang urat atau ramai, tajuk
cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari
lempengan tembaga dan kerana tanggai yang dipakai penari, maka tari
ini dinamakan tari tanggai.
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai
dengan busana khas daerah sehingga penari kelihatan lebih anggun. Kelenturan gerak dan lentiknya jemari penari menunjukan betapa
tulusnya tuan rumah memberikan penghormatan kepada tamu. Perpaduan
gerak gemulai penari dengan harmoni lagu pengiring yang berjudul “enam
bersaudara” melambangkan keharmonisan hidup masyarakat Palembang.
Pada zaman sekarang, tari tanggai selain dipertontonkan
dalam acara pernikahan masyarakat Palembang,tari ini juga dipertontonkan dalam acara-acara resmi
organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah. Sanggar-sanggar seni di kota Palembang banyak yang menyediakan jasa pergelaran tarian
tanggai ini, lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatra Selatan.
Gambar 1, Tari Tanggai
1.1.Musik Pengiring
Musik pengiring di dalam tari tanggai
merupakan sebuah musik yang menggabungkan sebuah instrumental yang digarap oleh komponis dan sekaligus di iringi oleh beberapa gendang dan satu buah gong yang berperan sebagai ritem/ritme.
Iringan instrumental di dalam tari tanggai sendiri, menggambarkan
nuansa melayu dan tidak meninggalkan warna atau rasa dari musik daerah Palembang. Adapun alat musikyang dipergunakan untuk mengiringi tari tanggai
adalah :
·
Accordion
·
Biola
·
Gendang
·
Gong
Judul dari lagu pengiring tari tanggai adalah “Enam Bersaudara”,
sedangkan untuk penciptanya tidak diketahui dengan jelas siapa penciptanya.
Pada masa ini, di dalam penyajian musik tari tanggai, seseorang yang akan
mengadakan acara melihat situasi dan kondisi tempat dari pemilik acara,
sehingga nantinya lagu “Enam Bersaudara" bisa diiringi
oleh organ tunggal, band, atau juga dapat menggunakan alat musik
tradisional khas
daerah.
2. Sejarah Asal Mula Tari Tanggai
Pada zaman dahulu, tari tanggai dipersembahkan
terhadap dewa
siwa dengan
membawa sesajian yang berisi buah dan beraneka ragam bunga,
karena tari tanggai pada masa ini tari tanggai merupakan tari yang di sakralkan
atau di sucikan karena fungsinya sebagai pengantar persembahan terhadap
dewa-dewa dalam kepercayaan Buddha dan tidak boleh ditarikan sembarangan. Tari
Tanggai yang ada di Palembang memiliki banyak kesamaan dengan tarian yang ada
di China. Ini disebabkan karena pada zaman dahulu di Sumatra Selatan ada sebuah kerajaan yang dibangunan
oleh generasi Raja Syailendra yang memeluk agama Buddha. Secara tidak langsung, tarian Tanggai ini pun diajarkan
karena tari ini berfungsi sebagai tari pemujaan dan persembahan dalam
kepercayaan agama Buddha.
Pada zaman penjajahan Belanda, Pemerintah Belanda tidak memperbolehkan perempuan untuk menari, sehingga hanya laki-laki yang boleh menari dan pada kemudian hari mereka tertarik
dengan tanggai, maka pada tahun 1920 mereka menggunakan tanggai dan sekapur
sirih (sirih, pinang, kapur, gambir dan tembakau yang di jadikan satu, yang
disusun dalam sebuah tepak sirih) yang berfungsi sebagai tari sambut yang dinamakan
Tari Tepak atau Tari tanggai.
Pada zaman penjajahan Jepang, tari ini tidak boleh ditampilkan, maka penjajah Jepang memita Sukainah
Rozak selaku
Putri karesidenan Palembang untuk menciptakan garakan Tari Gending Sriwijaya. Sedangan syair lagu dari Tari Gending Sriwijaya diciptakan oleh Nung
Cik AR, dan musik Tari Gending Sriwijaya di ciptakan oleh Dahlan
Mahibat.
Pada
tahun 1965 terjadi pemberontakan PKI dan pencipta syair tersebut,
yakni Nung
Cik AR disinyalir
merupakan anggota PKI sehingga ia ditangkap dan Tari Gending Sriwijayapada saat itu tidak boleh ditampilkan. Namun,
dikarenakan banyaknya Tamu Kehormatan Negara dan Pejabat
Negara yang datang ke Palembang dan tidak adanya tarian yang biasa digunakan untuk menyambut tamu-tamu yang datang, maka ibu Elly
Rudi dan ibu Anna
Kumari mengangkat
kembali dan menyusun gerakan-gerakan tarian yang sebelumnya digunakan sebagai
penghormatan terhadap tamu yang datang ke Palembang, yakni Tari Tanggai.
3. Makna Tari Tanggai
Tari ini diberi nama Tanggai karena para
penari yang mementaskan tarian ini semuanya menggunakan tanggai yang dipasang
pada delapan jarinya kecuali jari jempol. Tanggai terbuat dari kuningan atau
perak yang kemudian dipasangan pada ujung jaring tangan. Jadi, sebenarnya
kekuatan dan keindahan tarian ini terletak pada tanggai atau kuku palsu yang
dikenakan oleh para penarinya. Pada saat hari-hari besar atau saat acara-acara
lain, tarian ini selalu ditampilkan setelah tamu kehormatan datang dalam acar
tersebut. Setelah tamu duduk di tempat yang disediakan, tari ini akan
dipentaskan sebelum acara dimulai. Pada dasarnya, tarian ini memiliki
beberapa fungsi, yaitu
a. Sebagai Lambang/Simbol Kehormatan
Dalam tarian ini,ada seorang penari yang menjadi penari
utama. Penari tersebut membawa tepak berisi sekapur sirih. Bagi masyarkaat
Palembang jaman dulu, pemberian kapur sirih menjadi tanda hormat bagi tamu yang
datang. Penari sekapur sirih terdiri dari dua macam yaitu penari sirih tidak
jadi dan jadi.Siri jadi merupakan siri yang telah diramu sementara siri tak
jadi merupakan siri yang akan diramu tamu itu sendiri.
b. Sebagai Hiburan
Tarian ini selalu dipentaskan setiap ada acara adat baik
acara resmi maupun yang tidak resmi. Bagi para penari, tarian ini menawarkan
kenikmatan tersendiri. Selain biasanya dipentaskan untuk acara-acara formal,
tarian ini juga telah menjadi hiburan rakyat karena rakyat bisa melihat betapa
indahnya gerakan-gerakan dan kepiawaian sang penari dalam menarikan tarian ini.
c. Sebagai Media Pendidikan
Selain menawarkan unsur hiburan, Tari Tanggai ini juga
menawarkan unsur pendidikan. Jadi, dari tarian ini, orang-orang yang melihatnya
akan mengetahui bagaimana keindahan kebudayaan di Palembang dan mempelajari
bagaimana tarian ini. Musik pengiring tarian ini adalah musik yang
menggabungkan sebuah instrumnn yang dikerjakan oleh komponis dalam menyajikan
musik iringan untuk tarian ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Tari Tanggai, Tersedia pada Link : https://id.wikipedia.org/wiki/Tari_tanggai [diakses 06 Mei 2016]
Tari Tanggai Untuk Menyambut Tamu, Tersedia pada Link :
http://pusakapusaka.com/tari-tanggai-tarian-untuk-menyambut-tamu-di-palembang.html
[diakses 06 Mei 2016]
0 comments
Post a Comment