Followers

Total Pageviews

Clock Today

Popular Posts

Kampus Universitas Gunadarma

Kampus E Kelapa Dua universitas Gunadarma

Kampus Universitas Gunadarma

Internet Lounge Kampus E

Kampus Universitas Gunadarma

Kampus H Universitas Gunadarma

UG

UG Logo

Friday, April 22, 2016

Tugas 2_3 Ilmu Budaya Dasar "Membuat Judul Puisi "

Nama : Krisna Widiasa
Kelas : 1KA22/Transfer 2015
NPM : 1B115850
Tugas 2_3 Ilmu Budaya Dasar


Membuat Judul Puisi

Tema : Cinta dan Harapan

Dibuat Oleh : Krisna Widiasa

“Kupu-Kupu Coklat Susu”

Kupu-Kupu Coklat Susu Tersipu Malu
Setelah Bibirnya Bertabur Madu
Dua Sayapnya Tampak Lesu
Semalaman Pikirannya Tak Menentu
Semua Temannya akan Pergi ke Hulu
Meninggalkan Telaga Biru

Hari Ini Tanpa Menunggu Waktu
Mereka Tinggalkan Kupu-Kupu Coklat Susu
Sendiri..Diam..Membisu

Kupu-Kupu Coklat Susu Memandang Telaga Biru
Kupu-Kupu Coklat Susu Memberi Telaga Biru Sedikit Madu
Agar Merasakan Hatinya Pilu Meminum Air Telaga Biru
Pengobat Hatinya Yang Rindu Pada Teman-Temannya Dahulu


Jakarta, 21 April 2016

Tugas 2_2 Ilmu Budaya Dasar "KONSEP BUDAYA DALAM KESUSASTRAAN"

Nama : Krisna Widiasa
Kelas : 1KA22/Transfer 2015
NPM : 1B115850
Tugas 2_2 Ilmu Budaya Dasar

         KONSEP BUDAYA DALAM KESUSASTRAAN

Ilmu Budaya Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia dan kebudayaan. Suatu karya dapat saja mengungkapkan lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya, tetapi ilmu budaya dasar menggunakan karya yang terdapat dalam pengetahuan budaya untuk.

Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa definisi kebudayaan adalah sebagai berikut :

1. Kebudayaan yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat budaya daerah dan budaya nasional


Gambar 1, Konsep Budaya dalam kesusastraan

Ilmu Budaya Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia. Unsur-unsur kebudayaan meliputi :

1. Sistem Religi/ Kepercayaan
2. Sistem organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu Pengetahuan
4. Bahasa dan kesenian
5. Mata pencaharian hidup
6. Peralatan dan teknologi

Ilmu Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa

Istilah prosa banyak padanannya terkadang disebut naratif  fiction, prose fictic, atau hanya fiction saja dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal yang dipakai pada roman, novel dan cerita pendek. Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama.

Jenis-jenis Prosa yaitu adalah Prosa lama dan prosa baru.

 Prosa lama meliputi :

1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara

Sedangkan Prosa baru meliputi :

1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi

Contoh Cerita Fiksi

Cerita Pendek Karangan: M Yusuf Abul Mahasin
Lolos moderasi pada: 2 April 2016

Petualangan Mencari Tahu Tentang Batik


Pada suatu hari, ada pelajaran yang disukai olehku dan juga teman-teman. Pelajaran yang kami sukai adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Kami suka pelajaran tersebut, karena guru yang mengajar adalah Ibu Eni. Bu Eni adalah sosok yang tegas, adil, dan dapat menghibur.

“Selamat pagi, Anak-anak,” sapa Bu Eni. “Selamat pagi, Bu,” jawab teman-teman.

“Sekarang pelajarannya adalah Bahasa Indonesia!” perintah Bu Eni. “Sekarang ambil buku kalian dan buka halaman 125!” sambung Bu Eni. Teman-teman pun akhirnya mengeluarkan buku Bahasa Indonesia dan membuka halaman 125. Setelah teman-teman membuka halaman 125, Bu Eni berkata, “Di situ dijelaskan bahwa kalian harus mengeksplor kebudayaan atau hasil karya dari Kota Pekalaungan!” jelas Bu Eni. “Kalian paham?” sambung Bu Eni. Teman-teman pun menjawab secara serentak.


“Paham, Bu,” jawab teman-teman.
“Sekarang, Ibu akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok!” kata Bu Eni.“Kelompok yang pertama adalah Rizal, Ali, Reza, Sheva, dan juga Naufal!” sambun Bu Eni.


Namaku adalah Muhammad Rizal. Aku lahir pada tahun 2000. Di rumah aku mempunyai teman yang bernama Ali, Reza, Sheva, dan Naufal. Mereka juga merupakan teman sekelas denganku.


Tidak beberapa lama kemudian, bunyi bel pulang sekolah akhirnya terdengar. “Sekarang kalian berkemas-kemas, berdoa, dan kemudian pulang!” perintah Bu Eni. Saat pulang sekolah, aku dan anggota kelompok berkumpul dahulu sebelum pulang untuk membahas tugas dari Ibu Eni. “Teman-teman!” kataku.
“Bagaimana ini? Kita akan mencari tentang apa di Kota Pekalaungan?” sambungku.
“Bagaimana kalau kita membahas ini di rumah kamu besok siang?” kata Ali.

“Setuju,” jawabku dan yang lainnya.


Pada keesokan harinya, teman-teman anggota kelompok aku sudah datang didepan rumahku. Aku pun langsung mempersilahkan mereka untuk masuk. Setelah semuanya masuk, aku pun mengambilkan mereka makanan dan minuman. Aku pun langsung bergabung dengan teman yang lain.

“Jadi, kita akan mencari tentang apa di Kota Pekalaungan?” tanyaku.

Semuanya pun kelihatannya sedang mencari ide. Tidak beberapa lama kemudian, Naufal dengan beraninya menjawab.“Emm, bagaimana kalau kita mencari tahu lebih dalam tentang batik di Pekalaungan?” kata Naufal.
“Benar juga kata Naufal!” jawab Sheva. Dengan serempak yang lainnya menjawab dengan serempak.



“Kami setuju dengan pendapatmu, Naufal,” Naufal pun menjawab, “Terima kasih!”“Jadi, kita akan mencari tentang batik di mana?” tanya Ali.
“Bagaimana kalau kita mencari tahu di Museum Batik saja? Kan, letaknya dekat dengan rumah kita?” tanyaku.“Ya sudah. Kita mencari tahu di Museum Batik saja,” kata Naufal.



“Ya aku setuju!” kata Reza. Mendengar perkataan Reza, yang lainnya pun mengikutinya.Hari pun sudah mulai gelap. aku dan teman-teman akhirnya menyelesaikan kerja kelompok hari ini dan melanjutkannya pada esok harinya. aku pun berkata kepada teman-teman untuk pulang ke rumah masing-masing sebelum waktu maghrib tiba. “Teman-teman, kerja kelompok hari ini kita teruskan pada esok hari. Nanti kalian datang ke rumahku lagi pukul Sembilan pagi, ya!” kata aku. Teman-teman pun menjawab, “Ya sudah. Kami semua pulang dulu, ya!” kata Sheva.
“Assalamualaikum,” kata teman-teman.

“Waalaikumussalam,” jawabku.

Pada keesokan harinya, ternyata teman-teman sudah datang semua. Aku pun langsung mengajak mereka untuk masuk ke dalam rumah. Saat semuanya masuk, aku pergi ke dapur untuk mengambil minuman dan makanan ringan. Setelah dari dapur, aku langsung bergabung dengan teman-teman. Kami pun langsung mulai membahas pekerjaan kemarin. “Jadi, kita akan bertanya tentang apa pada saat di Museum Batik nanti?” tanyaku. Kelihatannya mereka bingung untuk menentukan pertanyaan. Tiba-tiba Reza mengeluarkan pendapatnya.

“Bagaimana kalau pertanyaan yang pertama adalah perbedaan antara batik pesisir dengan batik pedalaman?” ujar Reza.“Terus pertanyaan yang kedua adalah perbedaan antara batik tulis dengan batik cap?” sambung Reza. “Bisa juga itu!” jawab Ali. “Aku mau berpendapat. Bagaimana kalau pertanyaan yang ketiga adalah bagian-bagian dari canting dengan disertai fungsinya?” ujar Naufal. “Bisa juga itu!” jawab Ali.

Setelah pertanyaannya terkumpul dan disepakati, kami semua langsung berangkat ke Museum Batik. Setelah 15 menit lamanya, akhirnya kami semua sampai di Museum Batik dan langsung masuk. Kami pun disambut dengan baik oleh pegawai di sana. Kami dipandu oleh Mbak Lastri. Beliau mengajak kami semua berkeliling Museum Batik. Setelah selesai kami pun diajak ke ruangan untuk membatik. Kami diberi kain mori dan kami disuruh menggambar sketsa. Setelah menggambar sketsa, kami disuruh untuk menebalinya dengan cairan lilin malam. Dalam keadaan yang serius ini, ternyata terjadi perkelahian antara Reza dengan Sheva. Kami pun memisahkan mereka dan meminta mereka untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Setelah mendengarkan penjelasan dari mereka berdua, dapat disimpulkan bahwa Reza tidak sengaja menyenggol tangan Sheva yang sedang memegang canting. Ternyata cairan lilin yang ada di canting tumpah ke tangan Sehva dan ternyata Sheva tidak terima yang mengakibatkan perkelahian. Mereka pun saling bersalaman dan memberi maaf. Setelah permasalahan tersebut selesai, akhirnya aku bertanya ke Mbak Lastri, “Mbak, aku mau bertanya. Apa perbedaan antara batik pesisir dengan batik pedalaman?” tanyaku. Mbak Lastri pun menjawab, “Batik pesisir cenderung memiliki warna yang cerah, sedangkan batik pedalaman cenderung memiliki warna yang gelap,” ujar Mbak Lastri.

“Mbak, aku mau bertanya. Apa perbedaan dari batik tulis dengan batik cap?” tanya Ali. Mbak Lastri pun menjawab, “Batik tulis cara pembuatannya dengan menggunakan canting, sedangkan batik cap cara pembuatannya menggunakan canting cap,” ujar Mbak Lastri.


“Mbak, aku mau bertanya. Apa bagian dari canting dan fungsinya?” tanya Naufal. Mbak Lastri pun menjawab, “Canting memiliki beberapa bagian, yaitu gagang, nyamplungan, dan cucuk. Gagang memiliki fungsi sebagai pegangan, cucuk memiliki fungsi sebagai tempat keluarnya lilin malam, dan nyamplungan berfungsi sebagai tempat lilin malam,” jelas Mbak Lastri.


“Anak-anak. Mbak mau berpesan kepada kalian semua. Sebagai anak muda bangsa, kalian harus menjaga kebudayaan batik yang asli sebagai kebudayaan Indonesia. Kalau bisa, kalian harus melestarikan kebudayaan batik jika sudah besar nanti!” kata Mbak Lastri. “Kalian bisa?” sambung Mbak Lastri.“Kami insya Allah bisa, Mbak!”

Karena hari sudah mulai gelap, akhirnya kami pulang untuk menyelesaikan tugas. Setelah sampai di rumah Reza, kami semua langsung membuat laporan tentang batik. Keesokan harinya, kami mengumpulkan laporan kami kepada Bu Eni. Tidak lama kemudian, Bu Eni mengumumkan siapa yang menjadi pemenang. Tiba-tiba, “Pemenangnya adalah kelompoknya Rizal!” kata Bu Eni. Kami sangat senang mendengarnya. Kami pun pulang dengan membawa hadiah dan penghargaan.


A.    Aspek Positif dan Negatif

 a.Dampak Positif dari Cerita Pendek (Cerita Fiksi) adalah :

1. Mencegah Depresi dan Mengurangi Stres

Karya fiksi memiliki sifat menghibur. Bagi kita sebagai pembaca cerita pendek mungkin akan memberikan kita suatu ketenangan dan relaksasi pada pikiran.

2.Meningkatkan Kemampuan Mengolah Emosi

Sebenarnya ketika kita membaca buku fiksi, kita sedang berlatih berimajinasi dan mengolah emosi diri kita sendiri. Ketika berimajinasi, otomatis emosi dalam diri kita pun akan bergejolak. Kadang sedih, kadang kesal, kadang bahagia. Kalau kita jeli, ini sebenarnya adalah permainan emosi, dimana emosi kita dilatih naik-turun – naik-turun seperti melatih otot lengan dengan sebuah barbel. Semakin sering emosi kita dipermainkan, kemampuan kita mengontrol emosi menjadi lebih baik.

3. Menambah Kemampuan Membaca Pikiran Orang Lain

Masih tersambung dengan poin nomor 2, emosi yang naik turun itu akan membuat pengindraan Kita semakin peka. Itu artinya, Kita akan lebih peka terhadap lingkungan, termasuk pada orang yang Kita ajak bicara. Secara tidak sadar, Kita akan memiliki kemampuan untuk membaca isi hati dan perasaan orang lain.

4.Memberikan pelajaran hidup.

5.Mengembangkan pola fikir dan pengembangan diri kepada kepribadian remaja.

6.Memperdalam serta mengambil ikhtisar educative dari pesan yang disampaikan.

7.Menimbulkan semangat belajar dalam peningkatan kajian sastra Indonesia.

8.Meningkatkan Kesehatan Psikis

9.Mudah  untuk bersosialisasi.

10.Melestarikan Suatu Budaya Bangsa dari adanya Cerita Fiksi tersebut



b. Dampak Negatif dari Cerita Pendek (Cerita Fiksi)

1.      Ketergantungan

Banyak dari penggemar Cerita Pendek/Cerpen menjadikan Cerpen seperti sebuah kebutuhan hidup yang harus dipenuhi.

2. Aplikasi terhadap sikap yang kurang baik dalam cerita/novel.

3. Bersifat empati dan berlebihan.

4. Menerapkan nilai-nilai yang kurang dibenarkan dalam etika hidup.

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian pembahasan diatas dari cerpen diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa cerita pendek (cerpen) merupakan jenis karya sastra modern yang dihasilkan dan berkembang dalam kehidupan masyarakt modern. Cerpen ialah karangan pendek yang berbentuk  naratif. Dan merupakan cerita fiksi yang mengisahkan sepenggal kehidupan manusia, yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan dan mengandung unsur yang tidak mudah dilupakan.
           


DAFTAR PUSTAKA

Cerpen Budaya, Tersedia pada Link : http://cerpenmu.com/cerpen-budaya/petualangan-mencari-tahu-tentang-batik.html [diakses 21 April 2016]






Tugas 2_1 Ilmu Budaya Dasar "MITOS"

Nama : Krisna Widiasa
Kelas : 1KA22/Transfer 2015
NPM : 1B115850

Tugas 2_1 Ilmu Budaya Dasar 

MITOS
                                                          
1. Definisi Mitos

Pengertian mitos menurut beberapa sumber memiliki persamaan arti yaitu sebuah cerita atau dongeng berlatar masa lampau. Orang pertama yang memperkenalkan istilah mitos adalah Plato adalah seorang filsuf dan matematika Yunani. Istilah Mitos berasal dari bahasa Yunani mythos dan bahasa Belanda mite yang berarti cerita atau perkataan. Penutur mitos terlebih dahulu telah mendengar cerita tersebut dari generasi sebelumnya, biasanya terdapat penokohan para dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dihubungkan dengan terjadinya suatu tempat, alam semesta, adat istiadat dan dongeng masa lampau lainnya.


Mitos hampir mirip dengan legenda dan cerita rakyat yang merupakan cerita tradisional dalam jenis yang berbeda. Yang sedikit membedakan adalah Cerita rakyat dapat berlatar kapan pun dan dimana pun, dan tidak harus dianggap nyata atau suci oleh masyarakat yang melestarikannya. Demikian juga dengan legenda yaitu kisah yang secara tradisional dianggap benar-benar terjadi, namun berlatar pada masa-masa yang lebih terkini, saat dunia sudah terbentuk seperti sekarang ini ( Legenda biasanya menceritakan manusia biasa sebagai pelaku utama, sementara mitos kepada tokoh dewa)


Gambar 1, Mitos
1.1 Pengertian Mitos

Menurut beberapa ahli, pengertian mitos
 adalah:

·         Mitos adalah cerita yang “aneh” dan seringkali sulit dipahami maknanya atau diterima kebenarannya karena kisah di dalamnya “tidak masuk akal” (Ahimsa-Putra)

·         Mitos adalah suatu perumpamaan yang merupakan khayalan dan tak dapat dibuktikan kebenarannya. (Webster’s Dictionary)

·         Mitos adalah cerita suci berbentuk simbolik yang menceritakan serangkaian peristiwa nyata dan imajiner mengenai asal-usul dan perubahan-perubahan alam raya, dewa-dewi, kekuatan-kekuatan atas kodrati manusia, pahlawan, dan masyarakat (Cremers)

·         Mitos adalah cerita mengenai peristiw semihistoris yang menerangkan masalah akhir kehidupan manusia (William A. Haviland)

·         Mitos adalah suatu cerita mengenai asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa itu sendiri(Kamus Besar Bahasa Indonesia)

·         Mitos adalah suatu cerita dari tradisi lisan yang menceritakan dewa-dewi, manusia pertama, binatang, dan sebagainya berdasarkan suatu skema logis yang terdapat di dalam mitos itu sendiri dan yang memungkinkan kita mengintegrasikan semua masalah yang perlu diselesaikan dalam suatu konstruksi sistematis (Levi-Strauss)


Mitos masih belum bisa dibuktikan kebenarannya secara ilmiah dan cenderung mengarah ke hal yang tidak masuk akal. Namun, ada sebagian mitos yang memang pernah terjadi dalam kehidupan nyata, tetapi dikemas dengan cerita menarik sedikit dilebih-lebihkan agar menjadi semakin menarik. Sebagai salah satu bentuk kesusasteraan lama, mitos selain merupakan cerita menghibur juga dapat dipakai untuk mempelajari budaya dan adat istiadat di masa lampau. 

1.2. Alasan Mengapa Mitos Dipercaya

Alasan Mengapa Mitos Dipercaya adalah Karena masyarakat beranggapan mitos sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat tradisional yang masih sangat kental budaya kedaerahannya.

Mereka kebanyakan mengabaikan logika dan lebih mempercayai hal-hal yang sudah turun temurun dari nenek moyang. Pada dasarnya, mitos orang zaman dahulu memiliki tujuan yang baik untuk kelangsungan hidup keturunannya Ada masyarakat yang mempercayai mitos tersebut, ada juga masyarakat yang tidak mempercayainya. Jika mitos tersebut terbukti kebenarannya, maka masyarakat yang mempercayainya merasa untung. Tetapi jika mitos tersebut belum terbukti kebenarannya, maka masyarakat bisa dirugikan. Mitos dipercaya sebagai ajaran nenek moyang tentang apa yang tidak boleh dilakukan agar tidak tertimpa daerah.

1.3.Pengaruh mitos pada masyarakat sehingga mitos dapat dipercaya

Pada zaman dahulu, kemampuan manusia masih terbatas baik peralatan maupun pemikiran. Keterbatasan itu menyebakan pengamatan menjadi kurang seksama, dan cara pemikiran yang sederhana menyebabkan hasil pemecahan masalah memberikan kesimpulan yang kurang tepat. Dengan demikan, pengetahuan yang terkumpul belum memberikan kepuasan terhadap rasa ingin tahu manusia dan masih jauh dari kebenaran .Perkembangan selanjutnya adalah memenuhi kebutuhan non fisik (pikirannya), jadi tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan fisiknya.

Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan alam pikirannya. Berbagai pengetahuan baru yang bermunculan dan merupakan gabungan dari pengalaman dan kepercayaan seseorang disebut mitos. Adapun cerita yang berdasarkan mitos ini disebut legenda . Mitos ini timbul disebabkan karena keterbatasan alat indra manusia, seperti :

 1.Alat penglihatan Banyak benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak oleh mata.

2.Alat pendengaran Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik.

3. Alat pencium dan pengecap Bau dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun yang diciumnya. Manusia hanya bisa membedakan empat jenis rasa, yaitu manis, masam, asin , dan pahit.

4. Alat perasa Alat perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin, namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi yang tepat. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :

a.Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan keterbatsan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
b.Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
c.Hasrat ingin tahunya terpenuhi.

1.4. Contoh Mitos

a. Mitos Pohon Cinta di Pulau Kemaro, Palembang

Pulau Kemaro mempunyai legenda, yaitu kisah putri raja Siti Fatimah dan saudagar Tionghoa bernama Tan Bun An pada zaman Kerajaan Palembang. Saat itu, kedua pasangan tersebut baru pulang dari Tiongkok dan Siti Fatimah bertemu dengan orang tua Tan Bun An. Namun setibanya di pesisir Sungai Musi, Tan Bun An kaget bukan kepalang.


7 Guci hadiah yang diberikan dari orang tuanya ternyata berisi sayuran berupa sawi-sawi asin. Tanpa pikir panjang, Tan Bun An malah menendangnya ke dalam Sungai Musi entah apa alasannya. Tapi, guci terakhir ternyata pecah di dek kapal dan berisi hadiah yang diyakini emas. Tan Bun An lalu nyebur ke air untuk mencari guci-guci tadi. Namun, saudagar Tinghoa itu tak muncul-muncul ke permukaan.

Pengawalnya pun lantas menyelam untuk mencarinya, tapi malah dia juga tak muncul ke permukaan sungai. Melihat itu, Siti Fatimah juga ikut menyeburkan diri ke air demi mencari kekasihnya.



Nahas, mereka semua justru tak muncul ke permukaan air dan konon muncullah Pulau Kemaro di tempat mereka bertiga itu. Legenda tersebut tertera di dekat Vihara Hok Tjing Rio yang ditulis oleh Disparbud Kota Palembang tahun 2009. Siti Fatimah yang menyelam ke air demi menemukan Tan Bun An, diyakini sebagai lambang cinta sejati.


Berdasarkan legenda tersebut, muncullah mitos pohon cinta yang letaknya ada di tengah-tengah Pulau Kemaro. Konon, wisatawan percaya kalau nama mereka dan pasangan tertera di sana, maka cinta mereka akan abadi selamanya seperti cinta Siti Fatimah dan Tan Bun An.


Gambar 2, Pohon yang disebut pohon cinta (sumber: detik travel)

Kesimpulan yang dapat diambil dari cerita diatas adalah bahwa sikap ketergesa-gesaan dapat membuat seseorang kurang teliti dalam melakukan sesuatu, sehingga pekerjaan atau masalah yang dihadapinya tidak mampu diselesaikannya.

Hal ini ditunjukkan oleh sikap Tan Bun Ann yang karena tidak ketidaksabarannya ingin menunjukkan emas tersebut kepada Raja Sriwijaya, sehingga membuatnya kurang teliti ketika memeriksa guci-guci tersebut. Akibatnya, guci-guci yang berisi emas batangan tersebut dibuangnya ke sungai, yang pada akhirnya menyebabkan ia tenggelam dan tewas.

b. Aspek Positif dan Negatif dari mitos

Aspek Positif  dari adanya Mitos

1. Mengurangi sifat tangan jahil manusia yang sering mencorat coret batu,pohon & gedung tua.

2. Melestarikan suatu perkembangan ekosistem alam seperti hewan ikan,burung,lab
a laba agar tetap hidup bebas dialamnya tanpa ada perburuan liar yang marak terjadi.

3. Mendukung kegiatan Go Green,karena belakangan ini banyak sekali penebangan secara besar-besaran untuk membangun Mall,Gedung & Jalan Raya agar bisa tetap diminimalisir oleh,beberapa pohon yang di anggap kramat.

4. Menjaga tutur kata & perilaku kita terhadap lingkungan sekitar,karena banyak dari kita yang bertutur kata tidak sopan di beberapa tempat umum.

5. Menjaga tradisi leluruh kita yang sudah ada sejak dahulu kala & menjadi aset budaya bangsa Indonesia yang tidak ternilai harga oleh uang.

6. Lebih bertakwa & berserah diri kepada Tuhan,karena segala sesuatu yang ada di muka Bumi ini adalah ciptaan Tuhan semata.

Aspek Negatif dari adanya Mitos

1. adanya mitos tersebut berpengaruh  pada kehidupan sehari-hari masyarakat yang mempercai mitos secara berlebihan sehingga menganggap apa yang sebenarnya terjadi, belum pasti kebenarannya.










DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Mitos, Tersedia pada Link : http://www.kanalinfo.web.id/2015/03/pengertian-mitos.html [diakses 21 April 2016]

Menguak Mitos pohon cita di pulau kemaro palembang,


Mitos hantu banyu dan naga di sungai musi palembang, http://regional.liputan6.com/read/2405746/mitos-hantu-banyu-dan-naga-di-sungai-musi-palembang [diakses 21 April 2016]

Monday, April 18, 2016

Tugas 2 Etika & Profesionalisme TSI ATA 2015/2016

 Nama : Krisna Widiasa
Kelas : 4KA24/Transfer 2015
NPM : 1B115850
Tugas 2 Etika & Profesionalisme TSI


 Soal

1. Jelaskan tentang fungsi regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi sistem informasi !

2. Berikan contoh dan jelaskan salah satu kasus berkaitan dengan regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi informasi !

3. Apa yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan regulasi/aturan tersebut, jelaskan!

4. Apa yang harus dilakukan untuk pengguna maupun pembuat aplikasi dalam teknologi informasi untuk mematuhi regulasi/aturan yang sudah ditetapkan !

Jawaban

1. Peraturan adalah sesuatu yang disepakati dan mengikat sekelompok oranglembaga dalam rangka mencapai suatu tujuan dalam hidup bersama.

Regulasi adalah “mengendalikan perilaku manusia atu masyarakat dengan aturan atau pembatasan”. Regulasi dapat dilakukan dengan berbagai bentk , misalnya : pembatasan hukum diumumkan oleh otoritas pemerintah, regulasi pengaturan diri oleh suatu industri seperti melalui asosiasi perdagangan, Regulasi sosial ( misalnya norma ), co-regulasi dan pasar. Seseorang dapat , mempertimbangkan regulasi dalam tindakan perilaku misalnya menjatuhkan sanksi ( seperti denda ).

Fungsi regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi sistem informasi adalah pembatasan hukum atau aturan yang dibuat dalam pemanfaatan teknologi sistem informasi. Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendesak orang-orang dalam melakukan kegiatannya menggunakan internet agar mereka tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum dalam pemanfaatannya seperti menjiplak hasil karya orang, penyadapan, hacking, perusakan data maka dibutuhkan pengaturan hukum yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi tersebut untuk mengakses atau memanfaatkan internet.

2. Adapun beberapa contoh kasus berkaitan dengan regulasi/aturan yang digunakan dalam teknologi informasi adalah :

SMS Sampah

Menurut Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia, SMS sampah seperti itu termasuk dilarang sebagaimana yang dimaksudkan dalam UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Dalam Pasal 21 UU itu disebutkan, penyelenggara jasa telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan dinilai bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, keamanan atau ketertiban umum. Jika dikaitkan dengan ketentuan UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi, masyarakat dapat menuntut operator telepon selular karena tidak mengindahkan kenyamanan mereka selaku konsumen telekomunikasi.

Kepanikan di TweetDeck

Seorang remaja 19 tahun di Austria menemukan ada celah kemanan pada TweetDeck, aplikasi yang populer digunakan untuk mengelola beberapa akun Twitter. Celakanya, celah tersebut bisa digunakan untuk membuat akun Twitter orang lain menjadi zombie.

Caranya adalah dengan mengirimkan sebuah kode JavaScript di dalam Tweet sehingga akun milik orang lain dipaksa untuk meng-RT kicauan dari akun pengirim. Remaja itu sudah memberitahukan Twitter mengenai celah keamanan temuannya, sayangnya sudah ada orang lain yang memanfaatkannya sebelum celah tersebut diperbaiki.
Dalam kaitannya peretasan ini berkaitan dengan UU ITE Pasal 30 Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

3. Terjadinya penyalahgunaan regulasi/aturan adalah sebagai berikut :

   - Akses internet yang tidak terbatas.
   - Kelalaian pengguna komputer.
   - Mudah dilakukan namun akan sulit dilacak dengan alasan keamanan yang kecil
      dan tidak diperlukan peralatan yang super modern.
   - Para pelaku merupakan orang yang pada umumnya cerdas, mempunyai rasa
      ingin tahu yang besar dan fanatik akan teknologi komputer. Pengetahuan
      pelaku kejahatan komputer tentang cara kerja sebuah komputer jauh di atas
      operator komputer
   - Sistem keamanan jaringan yang lemah.
   - Kurangnya perhatian masyarakat dan penegak hukum.


4. Yang harus dilakukan untuk pengguna maupun pembuat aplikasi dalam teknologi informasi untuk mematuhi regulasi/aturan yang sudah ditetapkan adalah :

- Mengamankan sistem fisik, data dan jaringan untuk mencegah adanya perusakan bagian dalam sistem karena dimasuki oleh pemakai yang tidak diinginkan.

- Mengamankan sistem pengamanan jaringan komputer nasional sesuai standar internasional.
- Meningkatkan pemahaman serta keahlian aparatur penegak hukum mengenai upaya pencegahan, investigasi dan penuntutan perkara-perkara yang berhubungan dengan cybercrime.

- Meningkatkan kesadaran warga negara mengenai masalah cybercrime serta pentingnya mencegah kejahatan tersebut terjadi.

- Meningkatkan kerjasama antarnegara, baik bilateral, regional, maupun multilateral, dalam upaya penanganan cybercrime


Sumber Referensi

UU informasi dan Transaksi Elektronik, Tersedia pada Link :
https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik

(Diakses 18 April 2016)

Sunday, April 17, 2016

Tugas 2 Manajemen Layanan Sistem Informasi # TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

FRAMEWORK 3 : TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) – Total Management System atau disingkat dengan TQM adalah suatu sistem  manajemen kualitas yang berfokus pada Pelanggan (Customer focused) dengan melibatkan semua level karyawan dalam melakukan peningkatan atau perbaikan yang berkesinambungan (secara terus-menerus). Total Quality Management atau TQM ini menggunakan strategi, data dan komunikasi yang efektif untuk meng-integrasikan kedisplinan kualitas ke dalam budaya dan kegiatan-kegiatan perusahaan. Singkatnya, Total Quality Management (TQM) adalah pendekatan manajemen untuk mencapai keberhasilan jangka panjang melalui Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction).

Dalam TQM (Total Quality Management), semua anggota  organisasi atau karyawan perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam melakukan peningkatan proses, produk, layanan serta budaya dimana mereka bekerja sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam Produk dan Layanan yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan kepuasan pelanggan.


Gambar Model TQM

A. Tujuan Dari Total Quality Management (TQM)

Tujuan utama Total Quality Management adalah perbaikan mutu pelayanan secara terus-menerus. Dengan demikian, juga Quality Management sendiri yang harus dilaksanakan secara terus-menerus. Sejak tahun 1950-an pola pikir mengenai mutu terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan Deming prize di tahun 1974. Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain kecuali harus menerapkan Total QualityManagement. Di Jepang, TQM dirangkum menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut.

-    Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (continuous Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable (dapat diukur).
-    Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi dari efek tersebut.
-  Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan kualitas produk itu sendiri.
- Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang siap untuk diperdagangkan.

Penerapan Total Quality Management dipermudah oleh beberapa piranti, yang sering disebut “alat TQM”. Alat-alat ini membantu kita menganalisis dan mengerti masalah-masalah serta membantu membuat perencanaan. Delapan alat TQM yang diuraikan adalah sebagai berikut :

1.        Curah pendapat (sumbang saran) – Brainstorming, adalah alat perencanaan yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas kelompok. Curah pendapat dipakai, antara lain untuk menentukan sebab-sebab yang mungkin dari suatu masalah atau merencanakan langkah-langkah suatu proyek.

2.        Diagram alur (bagan arus proses), adalah satu alat perencanaan dan analisis yang digunakan, antara lain untuk menyusun gambar proses tahap demi tahap untuk tujuan analisis, diskusi, atau komunikasi dan menemukan wilayah-wilayah perbaikan dalam proses.

3.    Analisis SWOT, adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk menganalisis masalah- masalah dengan kerangka Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman).

4.        Ranking preferensi, merupakan suatu alat interpretasi yang dapat digunakan untuk memilih gagasan dan pemecahan masalah di antara beberapa alternatif.

5.        Analisis tulang ikan (juga dikenal sebagai diagram sebab-akibat), merupakan alat analisis, antara lain untuk mengkategorikan berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan menganalisis apa yang sesungguhnya terjadi dalam suatu proses.

6.    Penilaian kritis, adalah alat bantu analisis yang dapat digunakan untuk memeriksa setiap proses manufaktur, perakitan, atau jasa. Alat ini membantu kita untuk memikirkan apakah proses itu memang dibutuhkan, tepat, dan apakah ada alternatif yang lebih baik.

7.        Benchmarking, adalah proses pengumpulan dan analisis data dari organisasi kita dan dibandingkan dengan keadaan di dalam organisasi lain. Hasil dari proses ini akan menjadi patokan untuk memperbaiki organisasi kita secara terus menerus. Tujuan benchmarking adalah bagaimana organisasi kita bisa dikembangkan sehingga menjadi yang terbaik.

    Diagram analisa medan daya (bidang kekuatan), merupakan suatu alat analisis yang dapat digunakan, antara lain untuk mengidentifikasi berbagai kendala dalam mencapai suatu sasaran dan mengidentifikasi berbagai sebab yang mungkin serta pemecahan dari suatu masalah atau peluang.

Dalam hal kualitas dianggap layak, maka diperlukan suatu produk untuk dapat memenuhi
dimensi-dimensi berikut ini.


      Performa: seberapa cocok produk itu digunakan sesuai dengan fungsi pemenuhan kebutuhannya
       Features: konten dari produk yang membedakannya dari produk lain
       Reliabilitas: seberapa lama produk itu dapat bertahan dari kerusakan
       Conformance: sejauh mana produk dapat dikembangkan oleh konsumen itu sendiri.
       Durabilitas: seberapa lama produk dapat digunakan sampai benar benar tidak dapat dipakai lagi
       Serviceability, speed, cost, ease to repair: ada tidaknya servis center dan seberapa banyak biaya       yang dikeluarkan konsumen untuk itu.
           Esthetic: nilai keindahan dari produk, termasuk dalam definisi ini adalah tampilan fisik produk
           Percieved quality: kesan yang membekas dari produk pada pemikiran konsumen


Syarat syarat pelaksanaan TQM dalam suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1.     Setiap perusahaan/organisasi harus secara terus meneurus melakukan perbaikan mutu produk dan pelayanan sehingga dapat memuaskan para pelanggan.
2.        Memberikan kepuasan kepada pemilik, pemasok, karyawan, dan para pemegang saham.
3.        Memiliki wawasan jauh ke depan dalam mencari laba dan memberikan kepuasan.
4.        Fokus utama ditujukan pada proses, baru menyusul hasil.
5. Menciptakan kondisi di mana para karyawan aktif berpartisipasi dalam menciptakan keunggulan     mutu. 
6.   Ciptakan kepemimpinan yang berorientasi pada bawahan dan aktif memotivasi karyawan bukan dengan cara otoriter sehingga diperoleh suasana kondusif bagi lahirnya ide-ide baru.
7.    Rela memberikan ganjaran, pengakuan bagi yang sukses dan mudah memberikan maaf bagi yang belum berhasil/berbuat salah.
8.        Setiap keputusan harus berdasarkan pada data, baru berdasarkan pengalaman/ pendapat.
9.        Setiap langkah kegiatan harus selalu terukur jelas sehingga pengawasan lebih mudah.
10. Program pendidikan dan pelatihan hendaknya menjadi urutan utama dalam upaya peningkatan mutu.

   B. Sejarah Total Quality Management (TQM)
Perkembangan mutu terpadu pada mulanya sebagai suatu sistem perkembangan di Amerika Serikat. Buah pikiran dari para tokoh yang mengemukakannya pada mulanya kurang diperhatikan oleh masyarakat, khususnya masyarakat bisnis. Namun, beberapa dari mereka merupakan pemegang kunci dalam pengenalan dan pengembangan konsep mutu. Sejak 1980 keterlibatan mereka dalam manajemen terpadu telah dihargai di seluruh dunia. Adapun konsep- konsep mereka tentang mutu terpadu secara garis besar dapat dikemukakan berikut ini.


1.      F.W. Taylor (1856-1915), seorang insiyur mengembangkan satu seri konsep yang merupakan dasar dari pembagian kerja (devision of work). Analisis dengan pendekatan gerak dan waktu (time and motion study) untuk pekerjaan manual memperoleh gelar “Bapak Manajemen Ilmiah” (The Father of Scientific Management). Dalam bukunya tersebut Taylor menjelaskan beberapa elemen tentang teori manajemen, yaitu sebagai berikut :


  •            Setiap orang harus mempunyai tugas yang jelas dan harus diselesaikan dalam satu hari
  •       Pekerjaan harus memiliki peralatan yang standar untuk menyelesaikan tugas yang menjadi bagiannya.
  •           Bonus dan intensif wajar diberikan kepada yang berprestasi maksimal.
  •      Penalti yang merupakan kerugian bagi pekerjaan yang tidak mencapai sasaran yang telah ditentukan (personal loss).
  •   Taylor memisahkan perencanaan dari perbaikan kerja. Dengan demikian, dia memisahkan   pekerjaan dari tanggung jawab untuk memperbaiki kerja.


2.        Shewart (1891-1967), seorang ahli statistik yang bekerja pada “Bell Labs” selama periode 1920-1930. Dalam bukunya The Economic Control of Quality Manufactured Products, diperoleh suatu kontribusi yang menonjol dalam usaha untuk memperbaiki mutu barang hasil pengolahan. Dia mengatakan bahwa variasi terjadi pada setiap segi pengolahan dan variasi dapat dimengerti melalui penggunaan alat statistik yang sederhana. Sampling dan probabilitas digunakan untuk membuat control chart untuk memudahkan para pemeriksa mutu, untuk memilih produk mana yang memenuhi mutu dan tidak.


3.Edward Deming, lahir tahun 1900 dan mendapat Ph. D. pada 1972 sangat menyadari bahwa ia telah memberikan pelajaran tentang pengendalian mutu secara statistik kepada para insinyur bukan kepada para manajer yang mempunyai wewenang untuk memutuskan. Pada 1950 beliau diundang oleh “The Union to Japanese Scientists and Engineers (JUSE)” untuk memberikan ceramah tentang mutu yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

-          Quality is primarily the result of senior management actions and not the results of actions taken by workers.
-          The system of work that determines how work is performed and only managers can create system.
-          Only manager can allocate resources, provide training to workers, select the equipment and tools that worekers use, and provide the plant and environment necessary to achieve quality.
-          Only senior managers determine the market in which the firm will participate and what product or service will be solved.


4.Prof. Juran, mengunjungi Jepang pada tahun 1945 dan membantu pimpinan Jepang di dalam menstrukturisasi industri sehingga mampu mengekspor produk ke pasar dunia. Ia membantu Jepang untuk mempraktikkan konsep mutu dan alat-alat yang dirancang untuk pabrik ke dalam suatu seri konsep yang menjadi dasar bagi suatu “management process” yang terpadu. Juran endemonstrasikan tiga proses manajerial untuk mengelola keuangan suatu organisasi yang dikenal dengan trilogi Juran, yaitu finance planning, financial control, financial improvement. Adapun perincian trilogi itu sebagai berikut :

-     Quality planning, yaitu suatu proses yang mengidentifikasi pelanggan dan proses yang akan menyampaikan produk dan jasa dengan karakteristik yang tepat dan kemudian mentransfer pengetahuan ini ke seluruh kaki tangan perusahaan guna memuaskan pelanggan.
-    Quality control, yaitu suatu proses di mana produk benar-benar diperiksa dan dievaluasi, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan yang diinginkan para pelanggan. Persoalan yang telah diketahui kemudian dipecahkan, misalnya mesin-mesin rusak segera diperbaiki.    
-        Quality improvement, yaitu suatu proses di mana mekanisme yang sudah mapan dipertahankan sehingga mutu dapat dicapai berkelanjutan. Hal ini meliputi alokasi sumber- sumber, menugaskan orang-orang untuk menyelesaikan proyek mutu, melatih para karyawan yang terlibat dalam proyek mutu, dan pada umumnya menetapkan suatu struktur permanen untuk mengejar mutu dan mempertahankan apa yang telah dicapai sebelumnya.

  5.    Kaoru Ishikawa, penggugas gugus kendali mutu dengan mengembangkan ”Ishikawa Cause and Effect Diagram’ atau dikenal sebagai ’fishbone diagram’. Istilah yang digunakannya Company-Wide Quality Control (CWQC) menjadi Total Quality Management (TQM). Penerapan statistik untuk Quality Assurance diungkapkan secara praktis tanpa formula matematis yang rumit sehingga amat disukai. Beliau memiliki filsafah ’utamakan membangun manusia, baru kemudian membuat barang’.

 6. Profesor Kume, mengemukakan TQM adalah pendekatan manajemen yang bertujuan untuk keberhasilan dalam membantu membangun pertumbuhan yang stabil dari sebuah organisasi dengan mengikutsertakan anggotanya yang secara ekonomi menghasilkan mutu yang diinginkan pelanggan.

C. Elemen Kunci TQM


Gambar Elemen Kunci TQM
Dengan mengkombinasikan prinsip-prinsip tentang mutu oleh para ahli dengan pengalaman praktik telah dicapai pengembangan suatu model sederhana, tetapi sangat efektif untuk mengimplementasikan manajemen mutu terpadu. Model tersebut terdiri atas komponen-komponen berikut :

1.        Tujuan: perbaikan terus-menerus, artinya mutu selalu diperbaiki dan disesuaikan dengan perubahan yang menyangkut kebutuhan dan keinginan para pelanggan.
2.        Prinsip: fokus pada pelanggan, perbaikan proses, dan keterlibatan total.
3.        Elemen: kepemimpinan, pendidikan dan pelatihan, struktur pendukung, komunikasi, ganjaran dan pengakuan, serta pengukuran.

Model di atas dibentuk berdasarkan tiga prinsip mutu terpadu, yaitu sebagai berikut :

1.        Fokus kepada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
2.        Fokus pada perbaikan proses kerja untuk memproduksi secara konsisten produk yang dapat diterima.
3.        Fokus yang memanfaatkan bakat para karyawan.

Model TQM di atas menunjukkan suatu philosophy bahwa mutu yang diinginkan didapat dari kekuatan kepemimpinan, perencanaan, design, dan peningkatan inisiatif. Kedelapan elemen kunci tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu sebagai berikut.

1. Foundation, termasuk di dalamnya

-  ethics, bentuk kedisiplinan yang akan menjalankan halhal yang dianggap baik oleh perusahaan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dianggap buruk.
-  integrity, di dalamnuya adalah kejujuran, moralitas, nilai, keadilan, dan ketulusan. Suatu perusahaan hendaknya mampu menilai apa yang konsumen harapkan dan apa yang pantas diberikan kepada konsumen berdasarkan nilai-nilai tersebut.
-  trust, kepercayaan di antara karyawan dan pihak-pihak terkait dengan perusahaan akan memudahkan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan.

2. Building Bricks, termasuk di dalamnya

-  training, dibutuhkan karyawan di antaranya keahlian personal sesuai dengan pekerjaan masing-masing, kemampuan untuk bekerja aktif dalam tim, pemecahan masalah, pembuatan keputusan, ekonomi dan bisnis, dan keahlian teknis lainnya sehingga akan mampu mendapatkan karyawan yang efektif.
-  teamwork, dengan tim permasalahan akan lebih cepat diselesaiakan dengan lebih banyak solusi yang dapat saling mengisi, juga akan mampu mingimprovisasi proses dan pelaksanaan TQM. Ada tiga tipe tim yang disarankan dalam TQM, yaitu sebagai berikut.

   a.       Quality Improvement Teams or Excellence Teams (QITS), sifatnya temporer yang bertugas untuk menyelesaikan problem yang spesifik, biasanya digunakan dalam kurun waktu tiga sampai dengan dua belas bulan. Tim ini juga biasanya digunakan lagi ketika permasalahan yang sama timbul pada periode waktu berikutnya.
    
  b.     Problem Solving Teams (PSTs), bersifat temporer dengan tugas menyelesaikan permasalahan yang juga spesifik dan mengidentifikasi serta menangani penyebab permasalahan dengan kurun waktu satu minggu sampai dengan tiga bulan. Dengan tingkat permasalahan yang lebih rendah daripada permasalahan yang dihadapi QITS.

              c.  Natural Work Teams (NWTs), terdiri atas sekelompok kecil SDM ahli di bidangnya dengan tiap-tiap anggota tim memikul tugas dan tanggug jawab sendiri-sendiri yang dibagi berdasarkan kapabilitasnya. Konsep yang terdapat di dalam tim yang melibatkan karyawan, kesanggupan me-manage tim secara professional, dan kesatuan di antara anggota tim yang berupa lingkaran berkualitas. Tim ini berkesinambungan tanpa ada batas waktu dengan jam kerja kurang lebih satu sampai dengan dua jam setiap minggunya.
-  leadership, sosok kepemimpinan dalam TQM hendaknya yang memiliki visi ke depan dan mampu menginspirasi anggotanya, mampu membuat arah strategi yang dapat dipahami oleh semua komponen yang ada dengan nilai-nilai yang mewakili seluruh kepentingan.

3.        Binding Mortar, termasuk didalamnya Communication, suatu jembatan yang menentukan keberhasilan TQM. Komunikasi yang tidak tepat dan tidak tertuju ke sasaran akan mengakibatkan rubuhnya model TQM. Komunikasi yang baik dalam TQM diperlukan antara seluruh elemen organisasi, supplier, dan konsumen. Beberapa macam komunikasi, yaitu sebagai berikut :

                    a. Downward communication – Aliran komunikasi dari atas ke bawah. Komunikasi ini tergolong dominant dalam organisasi, contoh: informasi dari top manajemen ke supervisor, selanjutnya supervisor ke karyawan.

                  b. Upward communication – Dapat berupa kritikan karyawan terhadap manajemen atau hasil mata-mata karyawan dan pengetahuan lainnya dari karyawan yang disampaikan ke atas, demi kesempurnaan TQM.

                   c. Sideways communication – Komunikasi ini sangat penting karena memecah dinding pembatas antara satu departemen dengan departemen lainnya.

4.        Roof adalah recognition, elemen terakhir dari TQM. Seharusnya elemen ini mampu memberikan sugesti dan achivement bagi tim dan karyawan individual. Dengan seseorang memperoleh suatu pengakuan, akredibilitas, maka secara otomatis akan terjadi perubahan yang luar biasa dalam kepercayaan diri, self esteem, produktivitas, dan kualitas kerja yang sesuai dengan mutu yang diharapkan perusahaan. Secara tidak langsung hal inilah yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan kepada konsumen berupa produk dengan mutu yang tinggi sebagai hasil dari pemberdayaan SDM yang berkualitas.

Pengakuan atau kredibilitas dapat berupa sertifikat penghargaan, trofi, plakat, dan sebagainya, tempat penampilan yang baik, pengakuan pada waktu rapat staf, penghargaan yang sifatnya rutin, dan sebagainya.

   D. MODEL TQM YANG DISEDERHANAKAN

Untuk membuat dan mengaplikasikan sebuah model dari Total Quality Management, makadilakukan langkah-langkah awal sebagai berikut.

1.      Mengidentifikasi elemen-elemen yang diperlukan untuk kesuksesan pendekatan manajemen kualitas.
2.      Mengetahui cara cara agar keseluruhan elemen tersebut dapat terkoneksi satu dengan yang lain sehingga dapat mencapai tujuan.
3.      Membuat pilihan-pilihan proses yang dapat dipilih dalam mecapai tujuan dari manajemen kualitas.
4.      Mempelajari keahlian dan pengetahuan untuk menyeimbangankan perencanaan startegik perusahaan yang akan dilakukan dengan rutinitas proses operasional sehari- hari.
5.      Mempelajari keahlian dan pengetahuan yang akan digunakan oleh tiap-tiap sumber daya manusia dan sumber daya perusahaan untuk peningkatan aktivitas produksi sehari-hari.
6.      Belajar untuk menghilangkan kesan cambukan SDM dalam peningkatan produktivitas sebagai upaya mereka untuk menjadi karyawan pilihan dalam satu bulan, tetapi membuat mereka melakukannya secara tulus.
7.      Mempelajari keahlian manajemen dengan baik dan mengetahui kebutuhan karyawan dan sumber daya perusahaan lainnya agar semua elemen yang berperan dalam TQM dapat bekerja sampai pada titik tertinggi
8.      Menghindari titik kepuasan karyawan yang akan menyebabkan mereka berhenti untuk meningkatkan produktivitas dan justru sebaliknya harus mempelajari hal-hal yang membakar semangat mereka pada saat proses TQM berlangsung.

Pelaksanaan Model TQM harus berpegang pada prinsip-prinsip kesuksesan model TQM
Berikut :

1.      Kesuksesan TQM membutuhkan perubahan tingkah laku dan budaya
2.      Manajemen TQM harus dipisah dari HRD dan Manajemen Organisasional (OM), dengan kata lain divisi TQM hendaknya dibuat tersendiri.
3.      Kesuksesan sistem TQM adalah kemampuan untuk memadukan manajemen organisasi dengan Departemen Human Resource Development.
4.      TQM, HRM, dan OM haruslah memiliki satu kesatuan pandangan dan berkesinambungan.

Dua macam pendekatan Model TQM adalah sebagai berikut :

1.      Traditional Management Approach (Model Pendekatan Tradisional), adalah model yang paling sering digunakan, yaitu pimpinan perusahaan membuat suatu pendekatan TQM dengan memaksakan penerapan TQM yang akan diberlakukan ke HRD dan OM. Hal ini berarti bahwa pimpinan tidak berdampingan dengan HRD dan OM dalam merancang TQM itu sendiri. Akibatnya adalah pendekatan ini dapat mengalami kegagalan sebanyak 80%. Hal itu terjadi karena yang terkesan dari TQM dengan pendekatan ini adalah Rat Race atau perburuan hadiah yang akan menimbulkan cara-cara tidak sehat atau Run end atau kinerja yang mendadak berhenti ketika seorang karyawan merasa tidak mampu ataupun sudah puas.

2.        Integrated Management Approach (Model Pendekatan Terpadu), adalah perpaduan dan penyeimbangan antara budaya kerja yang telah ada di OM dan HRD dengan budaya yang akan diciptakan oleh TQM sehingga tercipta suatu garis tengah yang menjembatani semua kebutuhan dan kebudayaan HRD dan OM dengan alur dari TQM dengan tujuan yang dibawa oleh TQM. Dengan demikian, di antara ketiganya akan tercipta suatu integritas, kesepahaman, tanpa adanya rasa saling dirugikan dan mereka akan berkinerja lebih baik tanpa perlu merasakan aura kompetisi yang tidak sehat seperti Rat Race dan Runs end. Tingkat keberhasilan sangat tinggi mengingat akan disesuaikan antara tingkat keberhasilan yang diinginkan perusahaan dengan kemampuan dan kemauan para pelaksana.

Untuk beberapa perusahaan, akan menjadi sangat sulit ditemukan titik temu dalam perencanaan TQM pendekatan terpadu. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan prinsip, di antaranya adalah sebagai berikut.

1.        Para manajer berkomitmen untuk melaksanakan model yang akan mereka buat bersama
2.        Formula sederhananya adalah HRD + Organisation Development = TQM. Keduanya harus saling melengkapi tanpa harus merugikan salah satunya.
3.       Cara Sederhana untuk membuat TQM yang disederhanakan dengan membuat bagan sebagai berikut :


Gambar TQM Yang disederhanakan

      Dari model di atas dapat dilihat bahwa TQM yang disederhanakan dalam model integritas adalah
      bentukan dari titik tengah kinerja karyawan yang ditingkatkan dengan proses kinerja perusahaan
      yang juga ditingkatkan. Keduanya mengalami titik temu, sehingga karyawan tidak merasa
      terpaksa melakukan TQM dan perusahaan juga mampu meningkatkan kualitas proses kerja   
      mereka dengan kapasitas yang diterima karyawan

      E. Kesimpulan Dari Penjelasan TQM

Bahwa pendekatan yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai nilai optimal, sebaiknya menggunakan Total Quality Management. Karena Total Quality Management adalah suatu upaya pemberdayaan menyeluruh dari elemen perusahaan yang bekerja pada satu visi untuk meraih objective bersama dari perusahaan.

Kerangka dari TQM adalah sumber daya yang dapat diandalkan, selanjutnya menghasilkan efektifivas dan efisiensi dari kinerja perusahaan, yang menghasilkan produk yang berkualitas, sehingga kepuasan konsumen akan dapat diraih dengan mudah.

Sumber  Referensi Penulisan:

Wikipedia, Total Quality Management
https://en.wikipedia.org/wiki/Total_quality_management [diakses 17 April 2016]

Pengertian TQM http://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-total-quality-management-tqm/ [diakses 17 April 2016]

 ”Total Quality Management Sebagai Perangkat Manajemen Baru untuk Optimisasi”, Ketut Suardhika Natha, Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 Nomor 1 Tahun 2008, ejournal.unud.ac.id/abstrak/suardhika%20natha.pdf [didownload 17 April 2016]